Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Studi: Alzheimer Bisa Dideteksi dari Cara Berjalan Kaki



FEMINIA-Cara berjalan kaki ditemukan bisa menjadi salah satu cara untuk memprediksi risiko penyakit neurodegeneratif akibat usia, seperti Alzheimer.

Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa cara berjalan kaki tertentu bisa mendeteksi dini Alzheimer.

Studi yang dilakukan oleh Lawson Health Research Institute dan Western University ini mengevaluasi cara berjalan kaki dan fungsi otak dari 500 peserta yang terdaftar.

Studi yang dipublikasikan dalam Alzheimer & Dementia: The Journal of Alzheimer's Association ini membandingkan cara berjalan kaki pada orang-orang dengan berbagai gangguan kognitif terkait usia, termasuk Parkinson, Alzheimer, demensia, gangguan kognitif ringan, dan kelompok kontrol yang dinyatakan sehat secara kognitif.

Peneliti mengidentifikasi pola berjalan kaki yang dilihat dari kecepatan, variabilitas, dan kontrol postural.

Hasilnya, ditemukan bahwa variabilitas gaya berjalan yang tinggi dikaitkan dengan kinerja kognitif yang rendah dan dapat mengidentifikasi Alzheimer dengan tingkat akurasi mencapai 70 persen. Variabilitas berjalan merupakan fluktuasi langkah dengan langkah saat berjalan.

"Kami menemukan bahwa variabilitas berjalan yang tinggi bisa dijadikan penanda disfungsi kognitif kortikal yang dapat diandalkan untuk mengidentifikasi Alzheimer," ujar penulis utama studi, Frederico Perruccini-Faria, mengutip laman Lawson Health Research Institute.

Mengutip Science Direct, sebelumnya para ahli sepakat bahwa masalah pada memori yang buruk menjadi salah satu prediktor demensia yang akurat.

"Sekarang, kita melihat bahwa performa motorik, khususnya cara berjalan, dapat membantu mendiagnosis berbagai jenis kondisi neurodegeneratif," ujar ilmuwan Manuel Montero Odasso, yang fokus pada masalah-masalah neurodegeneratif.(fm/cnm)