FEMINIA-Seorang perempuan 26 tahun asal Brasil memiliki tinggi badan yang mencapai 2 meter. Tak ujuk-ujuk, tinggi badannya yang menjulang ini didasari oleh kondisi gigantisme yang dialaminya.
Sejak usia 10 tahun, Elisane Silva mulai menyadari tubuhnya yang begitu tinggi. Kala itu, tinggi badannya bahkan mencapai hampir 180 cm.
Ibunya, Ana Maria Ramos, hanya memiliki tinggi badan mencapai 165 cm. Sementara sang ayah, Luiz Jorge, memiliki tinggi badan 180 cm. Artinya, tinggi badan Elisane yang menjulang tak diturunkan secara genetik.
"Sejak berusia 10 tahun, saya sadar bahwa ada sesuatu yang tak beres, karena saya satu-satunya anggota keluarga dengan tubuh yang sangat tinggi mencapai hampir 180 cm," ujar Elisane, mengutip Metro.
Akibat badannya yang terus meninggi, Elisane mulai mengalami rasa nyeri yang hebat di tulang. Dia merasa seperti ada sesuatu yang menekan dan menumpuk di kepalanya. Dia meyakini bahwa apa yang dialaminya itu muncul akibat pertumbuhannya yang berlebihan.
Dari sana, Elisane dan keluarga tergerak untuk mendatangi dokter dan memeriksakan diri. Hasilnya, Elisane disarankan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab tinggi badannya yang menjulang.
"Tapi, karena keluarga saya tidak mampu membayar biaya medis yang dibutuhkan, itu [pemeriksaan] tak bisa menjadi pilihan kami," ujar Elisane.
Namun, Elisane beruntung, sebuah jaringan televisi nasional tertarik pada ceritanya. Jaringan televisi itu memberi Elisane pengobatan secara gratis pada tahun 2010.
Dari sana, Elisane kemudian didiagnosis memiliki tumor jinak yang tumbuh di kelenjar pituitari. Nama terakhir merupakan organ kecil yang berada di bawah otak. Kelenjar ini bekerja dalam memproduksi hormon pertumbuhan. Secara medis, kondisi ini disebut dengan istilah gigantisme.
Apa Itu Gigantisme?
Mengutip Healthline, gigantisme merupakan kondisi langka yang menyebabkan pertumbuhan abnormal pada anak. Pertumbuhan ini biasanya terjadi pada tinggi badan akibat terlalu banyaknya somatotropin--hormon pertumbuhan--yang diproduksi kelenjar putuitari.
Beberapa kondisi medis tertentu bisa menyebabkan gigantisme. Misalnya saja sindrom McCune-Albright yang menyebabkan pertumbuhan abnormal pada jaringan tulang. Ada pula neurofibromatosis atau kelainan bawaan yang memicu tumor pada sistem saraf, yang juga bisa turut berkontribusi.
Ukuran tubuh anak yang lebih besar dari teman seusianya menjadi tanda umum gigantisme. Kondisi ini juga biasanya ditandai dengan rahang dan dahi yang menonjol atau fitur wajah yang terasa kasar.
Beberapa orang dengan gigantisme memiliki masalah pada penglihatan, mengalami sakit kepala, atau mual akibat tumor di area kelenjar pituitari. Berikut gejala gigantisme yang disebabkan tumor:
- keringat berlebih
- sakit kepala parah berulang
- lemah
- insomnia atau gangguan tidur lainnya
- pubertas yang tertunda
- haid tidak teratur
Menghilangkan tumor merupakan pengobatan pilihan untuk gigantisme. Pengobatan biasanya juga bisa dilakukan untuk memperkecil tumor atau menghentikan produksi hormon pertumbuhan melalui konsumsi obat-obatan.
Sebanyak 80 persen kasus gigantisme yang disebabkan oleh jenis tumor hipofisis--yang paling umum--dapat disembuhkan dengan prosedur operasi.
Sebanyak 80 persen kasus gigantisme yang disebabkan oleh jenis tumor hipofisis disembuhkan dengan operasi.(mr/cnn)