Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Benarkah Vaksin Covid-19 Pengaruhi Siklus Menstruasi?

FEMINIA-Baru-baru ini terdapat laporan yang menyebut bahwa vaksinasi Covid-19 mempengaruhi siklus menstruasi sejumlah wanita.

Berdasarkan data yang diperoleh The Sunday Times menunjukkan bahwa hampir 4.000 laporan telah dibuat ke Badan Pengawas Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) tentang masalah siklus menstruasi setelah vaksin Covid-19 hingga 17 Mei.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa tidak ada efek samping vaksin Covid-19 berupa masalah siklus menstruasi.

"Enggak kok, tidak ada efek samping seperti itu," demikian keterangan Siti Nadia dilansir CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Sebagaimana dilansir Independent UK, dari 4.000 laporan terkait masalah siklus menstruasi, ini terdiri dari 2.734 laporan terkait vaksin AstraZeneca, 1.158 laporan terkait vaksin Pfizer, dan 66 laporan terkait vaksin Moderna.

Mayoritas laporan datang dari wanita berusia antara 30 dan 49 tahun.

Kate Clancy, seorang profesor antropologi di University of Illinois, menerima ratusan tanggapan ketika dia bertanya apakah wanita telah memperhatikan perubahan pada siklus menstruasi setelah vaksin Covid-19.

Dia menceritakan pengalamannya sendiri bahwa setelah menerima vaksin Moderna dosis pertama, dia mendapatkan menstruasinya sedikit lebih awal dan mengalami pendarahan hebat, yang tidak biasa baginya.

Dalam laporan mingguan terbaru tentang efek samping vaksin, MHRA menerbitkan informasi tentang laporan gangguan menstruasi setelah vaksin.

Pengawas mengatakan menerima laporan mulai dari menstruasi yang lebih berat dari biasanya hingga periode tertunda dan pendarahan vagina yang tidak terduga.

Dikatakan bahwa laporan tersebut telah ditinjau oleh para ahli independen.

Namun, MHRA mengatakan, "Bukti saat ini tidak menunjukkan peningkatan risiko gangguan menstruasi atau pendarahan vagina yang tidak terduga setelah vaksin."

"Jumlah laporan gangguan menstruasi dan pendarahan vagina terbilang rendah dibanding dengan jumlah wanita yang telah menerima vaksin Covid-19 hingga saat ini dan seberapa umum gangguan menstruasi pada umumnya," tambahnya

Para ahli dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) mengatakan bahwa kebanyakan wanita mengalami perubahan dalam siklus mereka - jadi fakta ini terjadi setelah vaksin disampaikan bisa jadi karena kebetulan.

"Banyak wanita akan mengalami perubahan sementara dalam periode mereka dari waktu ke waktu selama hidup mereka.

Dan saat ini, banyak wanita berusia 20-an dan 30-an yang sudah menerima vaksin Covid-19," kata Pat O'Brien, wakil presiden untuk keanggotaan di RCOG.

"Jadi tampaknya tak terelakkan bahwa pada beberapa wanita, kedua peristiwa ini akan terjadi secara kebetulan."

Di samping itu, O'Brien juga menekankan bahwa setiap perubahan tak menentu pada siklus menstruasi tidak terkait dengan kekhawatiran tentang vaksin dan kesuburan.

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 akan mempengaruhi kesuburan," tambahnya.

MHRA menyatakan akan terus memantau laporan gangguan siklus menstruasi setelah vaksin Covid-19.

Sue Ward, wakil presiden untuk pendidikan di RCOG, juga mengatakan dia akan mendukung lebih banyak pengumpulan data di bidang ini untuk memahami mengapa ini bisa terjadi.(mr/cnn)