Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Sejarah Lontong Tuyuhan yang Dikenal Sejak Masa Sunan Bonang



FEMINIA-Jenis lontong apa saja yang Anda kenali sebagai makanan Indonesia?

Biasanya lontong isi, lontong opor, lontong sayur, dan lontong cap go meh. Tapi pernah dengar lontong tuyuhan?

Lontong tuyuhan merupakan kuliner tradisional Indonesia yang berasal dari desa Tuyuhan, Rembang. Penampilannya sekilas mirip dengan lontong opor pada umumnya karena disiram dengan kuah santan.

Namun lontong tuyuhan memiliki rasa yang sedikit pedas lantaran tambahan berbagai bumbu. Berbagai bumbu seperti kemiri, jinten, dan bawang. Sebagai lauk, lontong tuyuhan diberi lauk berupa ayam kampung yang sudah dipotong lengkap dengan jeroan. Beberapa juga ada yang menambahkan tempe.

Lalu apa bedanya dengan jenis lontong sayur lainnya?

"Biasanya lontong itu kan bulat ya, kalau lontong tuyuhan ketupatnya berbentuk segitiga, ketupat sumpil namanya," ungkap Murdijati Gardjito pakar kuliner Indonesia, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, pemerhati kuliner Indonesia dilansir CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

"Tapi di Rembang, ketupat ya lontong."

Lontong Tuyuhan bukan hanya nikmat, tapi juga punya sejarah yang unik. Nama tuyuhan sebenarnya berasal dari bahasa Jawa, uyuh yang berarti kencing.

Murdijati berkisah, lontong ini bermula sejak masa Sunan Bonang yang tengah berdakwah di Rembang untuk memperkenalkan Islam.

Sebelum Pelabuhan Semarang menjadi besar seperti sekarang ini, Rembang menjadi penghubung antara Maluku dan Malaka. Di sana, Sunan Bonang yang aktif memperkenalkan Islam.

"Saat sedang berdakwah, selalu ada orang yang memusuhi beliau, namanya Blancak Ngilo," ungkapnya.

"Hanya saja untuk menghadapi Blancak Ngilo, Sunan Bonang berjanji tidak akan melawan musuhnya dengan kekerasan, tapi dengan kebaikan."

Namun pada suatu saat, di kala Blancak Ngilo sedang makan lontong di sawah. Namun ketika sedang nikmati lontong, Sunan Bonang muncul di hadapannya.

"Blancak yang sedang makan lontong opor lalu melihat Sunan Bonang, pun dia kaget dan ketakutan," ucapnya.

Karena Blancak tidak siap menghadapi Sunan Bonang akhirnya lari dan meninggalkan makanannya di tengah sawah. Blancak pun lari ketakutan sampai terkencing-kencing untuk menghindari Sunan Bonang.

"Dari situ, lontong ini dikenal sebagai lontong tuyuhan, dari kata uyuh (yang berarti) kencing."

"Sunan Bonang mengatakan bahwa suatu saat nanti itu lontong tuyuhan akan jadi sumber kesejahteran masyarakat desa. Kini desanya dikenal sebagai desa Tuyuhan." (Mr/cnn)