Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

5 Mitos Menyesatkan Seputar Vitiligo



FEMINIA-Vitiligo merupakan kelainan kulit akibat autoimun pada tubuh. Vitiligo merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan bercak putih pada kulit.

Pada pasien vitiligo, terjadi kelainan pigmen melanin pada kulit. Pigmen melanin yang seharusnya bekerja memberi warna pada kulit jadi tidak terbentuk sehingga menimbulkan bercak putih seperti warna kapur.

Penyakit vitiligo jarang dijumpai sehingga banyak masyarakat salah tafsir soal kelainan ini. Akibatnya, banyak muncul mitos yang mengelilingi penyakit vitiligo hingga mengganggu pengobatan.

"Ada mitos vitiligo yang beredar dan tentu banyak yang keliru. Mitos ini bisa mengganggu pengobatan pasien," kata dokter spesialis kulit dan kelamin FKUI, Hanny Nilasari, dalam webinar 'Gerakan Self Love Movement bagi Penderita Vitiligo' bersama Regenesis, beberapa waktu lalu.

Berikut 5 mitos seputar vitiligo.

1. Vitiligo menular

Penderita vitiligo sering dijauhi karena dianggap membawa penyakit menular. Padahal, faktanya vitiligo merupakan penyakit akibat kelainan autoimun sehingga tidak menular.

"Vitiligo tidak menular karena bukan penyakit yang disebabkan oleh infeksi," kata Hanny.

2. Vitiligo penyakit turunan

Vitiligo sering dianggap sebagai penyakit turunan. Namun, sebenarnya vitiligo bukan penyakit turunan.

Seorang ibu yang menderita vitiligo belum tentu akan melahirkan anak dengan vitiligo.

"Mitosnya vitiligo pasti diturunkan, ternyata tidak. Ibu yang vitiligo belum tentu melahirkan anak vitiligo," ucap Hanny.

Meski demikian, jika ada riwayat vitiligo pada keluarga, maka risiko mengidap vitiligo menjadi lebih besar.

3. Vitiligo tidak ada obatnya

Mitos lainnya adalah bahwa vitiligo tak bisa diobati. Faktanya, vitiligo bisa diobati dengan pengobatan jangka panjang.

Beberapa pengobatan untuk pasien vitiligo yang tersedia saat ini seperti dengan obat oral, krim oles, terapi sinar UVA, hingga dengan prosedur operasi.

Pengobatan yang ditawarkan disesuaikan dengan tingkat keparahan vitiligo.

4. Vitiligo tak bisa disembuhkan

Ketua Dermatologi FKUI RSCM, dokter spesialis kulit dan kelamin Sondang Pandjaitan Sirait mengatakan, vitiligo bisa disembuhkan dengan pengobatan tepat dan teratur.

Pengobatan vitiligo membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Waktu kesembuhan pasien vitiligo juga tak bisa diprediksi.

"Meski begitu selalu ada hasil dari pengobatan, jadi tidak mungkin pengobatan itu tidak ada hasilnya sama sekali," kata Sondang.

5. Vitiligo hanya terjadi pada kulit gelap

Mitos satu ini dipercaya sebagian masyarakat Indonesia. Kelompok ini percaya bahwa vitiligo hanya bisa terjadi pada orang dengan kulit gelap.

Padahal, vitiligo bisa terjadi pada siapa pun dan jenis kulit apa pun.

"Vitiligo bisa menyerang siapa saja, umur berapa saja, dan tipe kulit apa pun," tutur Hanny.(mr/cnn)