Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Perceraian Kelabu Seperti Bill Gates-Melinda, Mengapa Terjadi?



FEMINIA-Pasangan pengusaha Bill dan Melinda Gates mengumumkan perceraian mereka setelah pernikahan selama 27 tahun, menambah daftar pasangan "perceraian kelabu", atau pembubaran pernikahan pada mereka yang sudah berusia 50 tahun ke atas.

Psikolog klinis di Amerika Serikat, Barry J. Jacobs mengatakan, kasus yang meningkat di negaranya dua kali lipat menurut sensus pada tahun 2015 ketimbang pada tahun 1990 ini didasari berbagai hal termasuk perceraian yang menjadi kurang tabu, fiksasi pada pengasuhan anak, dan orang yang hidup lebih lama.

Direktur National Center for Family & Marriage Research di Bowling Green State University, Susan Brown kepada Thrive Global mengungkapkan, angka harapan hidup lebih lama dan pasangan menikah saat ini memiliki tingkat kepuasan hubungan yang sama dengan generasi sebelumnya, menjadi alasan lainnya perceraian pada generasi baby boomer (kelahiran tahun 1946-1964).

Laporan Washington Post menunjukkan, orang berusia 65 tahun saat ini dapat hidup rata-rata, hingga berusia 84 tahun.

Saat para baby boomer tumbuh dewasa, mengevaluasi kembali prioritas dan menyadari pasangan mereka bukanlah seseorang yang mereka inginkan selama 20 tahun ke depan.

"Ini waktu yang lama untuk dihabiskan dengan seseorang yang tidak Anda sukai lagi," kata Brown.

Perceraian lebih mudah diakses dan tidak terlalu tabu

Perceraian kini juga menjadi hal yang biasa dan orang-orang merasa tidak terlalu malu karena hal ini, menurut Jacob seperti dikutip dari Insider, Minggu.

Sampai tahun 1969, pilihan perceraian hanya diberikan apabila salah satu pihak dapat membuktikan pasangannya bersalah, seperti pelecehan fisik, emosional atau perselingkuhan.

Tetapi ketika perceraian tanpa alasan, atau perceraian yang dapat diajukan untuk alasan apapun semakin banyak baby boomer memilih berpisah, setidaknya hal ini yang terjadi di Amerika Serikat.

"Ini hampir terlihat sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan keluarga normal," kata Jacob.

Pasangan suami istri dengan anak-anak sering kali mendedikasikan hidupnya untuk membesarkan keluarga dan tidak terlalu mementingkan hubungan romantis mereka. Tetapi, begitu anak-anak mereka meninggalkan rumah, pasangan yang lebih tua mungkin menyadari telah kehilangan tujuan bersama.

Menurut Jacob, pasangan baby boomer yang tidak dapat menyetujui seberapa dekat kehidupan dengan anak dan cucu mereka atau bagaimana mereka ingin menghabiskan tahun-tahun pensiun mereka akan memilih untuk berpisah sehingga mereka dapat hidup dengan cara mereka sendiri.(mr/tar)