Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Studi Sebut Penglihatan Anak-anak Memburuk Selama Pandemi, Kenali Penyebabnya



FEMINIA-Pandemi Covid-19 meningkatkan intensitas waktu layar dan memperburuk penglihatan, termasuk pada anak-anak.

Para ahli melaporkan bahwa anak-anak memiliki penglihatan yang jauh lebih buruk selama pandemi. Penyebabnya diyakini karena penggunaan waktu layar yang meningkat karena sekolah atau kegiatan belajar di rumah secara online.

"Kita tahu bahwa fokus dari dekat dan tidak berada di luar telah meningkatkan tingkat miopi," Julia A. Haller, kepala dokter mata di Rumah Sakit Mata Wills Philadelphia, mengatakan kepada Wall Street Journal, mengacu pada peningkatan dalam laporan rabun jauh di bawah umur. "Ada dampak besar dari pandemi."

Miopi adalah salah satu kelainan refraksi mata. Ini menyebabkan pandangan kabur saat melihat objek yang jauh.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Januari lalu di jurnal JAMA Ophthalmology, para peneliti di China menemukan bahwa anak-anak berusia enam hingga delapan tahun tiga kali lebih mungkin mengalami rabun jauh selama pandemi daripada lima tahun sebelumnya.

Temuan ini didasari pada data dari 120.000 anak-anak yang tinggal di rumah saja saat pandemi Covid-19

Akibat dari hal ini, semakin banyak anak-anak yang kemudian membutuhkan kacamata.

"Kami melihat lompatan besar dalam resep mereka," kata dokter mata anak Allison Babiuch tentang tingkat anak-anak yang datang ke kliniknya di Cleveland, Ohio dengan keluhan penglihatan yang memburuk.

Presiden American Optometric Association, William T. Reynolds mengatakan bahwa meningkatnya waktu layar biasanya disertai dengan kurangnya waktu di luar ruangan dan gaya hidup yang lebih banyak duduk.

"Semakin banyak waktu anak-anak berada di dalam membaca, belajar, dan menggunakan perangkat elektronik mereka, semakin sedikit cahaya alami yang diterima mata untuk berkembang dengan baik," katanya kepada Bloomberg.

Untuk meminimalkan dampak waktu layar, Babiuch lantas merekomendasikan aturan 20/20/20, artinya melibatkan istirahat 20 detik dengan melihat sejauh 20 kaki (6 meter) setelah setiap 20 menit dihabiskan untuk melihat layar. Berkedip lebih banyak, katanya, juga bisa bermanfaat.(mr/cnn)