Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Mengenal Tanda dan Jenis Keguguran Pada Ibu Hamil



FEMINIA-Risiko keguguran akan selalu menghantui ibu hamil. Setiap kehamilan berisiko 10-20 persen mengalami keguguran. Sebanyak 80 persen di antaranya terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan atau trimester satu.

Keguguran sendiri berasal dari kata 'abostus' yang berasal dari bahasa Latin 'aboriri'. Kata ini berarti terhentinya kehamilan secara spontan atau diinduksi sebelum janin dapat hidup.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), abortus diartikan sebagai terhentinya kehamilan sebelum usia 20 minggu atau janin lahir dengan berat kurang dari 500 gram.

Menurut ulasan di Williams Obstetrics Textbook, dijelaskan bahwa ada sekitar 50 persen ibu hamil mengalami anembryonic, atau kondisi kantung kehamilan yang tidak mengandung embrio.

Sementara 50 persen lainnya, ibu hamil mengalami embryonic, atau kondisi di mana embrio yang berhenti berkembang. Kedua hal ini bisa menjadi pencetus keguguran dan disebabkan oleh adanya masalah pada kromosom.

Tanda dan Jenis Keguguran

Menurut klasifikasi klinisnya, keguguran dibagi menjadi 5 jenis, di antaranya seperti berikut ini.

1. Abortus imminens

Kondisi saat janin belum keluar dan belum ada pembukaan jalan lahir.

2. Abortus insipiens

Kondisi keguguran yang terjadi saat janin belum keluar, tapi sudah ada pembukaan jalan lahir.

3. Abortus inkompletus

Keguguran yang terjadi karena sebagian jaringan kehamilan keluar dari rahim.

4. Abortus kompletus

Keguguran yang terjadi saat seluruh jaringan kehamilan sudah keluar dari rahim.

5. Missed abortion

Kondisi di mana janin tidak berkembang, denyut jantung tidak ada, tapi jaringan belum keluar dari rahim.

Keguguran biasanya ditandai oleh pendarahan dari vagina. Pendarahan bisa berupa flek atau darah yang mengalir, gumpalan darah, dan jaringan yang merupakan bagian dari kehamilan.

Pendarahan juga biasanya disertai dengan rasa kram atau nyeri pada perut dan punggung bagian bawah.

Keguguran bisa menimbulkan tingkat pendarahan yang tinggi. Kondisi tersebut berisiko menyebabkan anemia. Jika tak segera ditangani, kondisi ini bisa mengancam ibu hamil.

Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya keguguran, di antaranya:

- kelainan genetik atau kromosom pada janin

- usia ibu hamil di atas 35 tahun

- ibu hamil mengidap penyakit tertentu seperti diabetes, gangguan tiroid, toxoplasmosis, memiliki riwayat PCOS, masalah pada mulut rahim, dan pola hidup yang tidak sehat.

- kelainan sperma pada pria

(mr/cnn)