Beauty

[Beauty][bsummary]

Health

[Health][bsummary]

Fashion

[Fashion][bsummary]

Lifestyle

[Lifestyle][twocolumns]

Celebrity

[Celebrity][bleft]

Parenting

[Parenting][bsummary]

Community

[Community][bsummary]

Enterpreuner

[Enterpreuner][twocolumns]

Culinary

[Culinary][bsummary]

Travelling

[Travelling][twocolumns]

Makna di Balik Busana Wisuda Maudy Ayunda



FEMINIA-Maudy Ayunda telah menyelesaikan studi S2 di Stanford University. Melalui akun Instagram pribadi, ia pun berbagi kebahagiaan momen wisuda bersama orang tua dan sang adik.

Dalam serangkaian foto yang diunggah, Maudy tampil menonjol di antara keluarganya dengan kebaya merah menyala dan bawahan berupa kain batik. Rupanya ada tangan desainer Didiet Maulana di balik busana Maudy dan keluarga.

"Ayunda Faza Maudya BA, MA, MBA. Shoutout to mas @didietmaulana for the beautiful kain & kebaya. One more ceremony this weekend - let's go!" tulis bintang film Perahu Kertas itu pada keterangan salah satu foto.

Dalam sebuah unggahan di Instagram, Didiet sendiri bercerita bahwa ibunda Maudy sudah memesan busana sejak beberapa bulan lalu.

"Pilihan jatuh kepada warna lembut untuk ibumu dan adikmu, dan kebaya kutu baru berwarna merah dipilih agar padu dengan warna selempang Stanford-mu," tulis Didiet.

Tak hanya soal padunya kebaya merah dan selempang universitas. Warna merah, kata Didiet, mengingatkan akan warna yang penuh gelora dan semangat. Suatu gambaran yang pas untuk Maudy yang merayakan kelulusan.

Sedangkan untuk bawahan, Maudy mengenakan kain batik motif Babon Angrem. Motif ini bermakna kasih sayang, doa dan harapan penuh sayang.

Sementara itu, sang ayah juga mengenakan kemeja batik dengan motif Pisan Bali tetapi dengan dominasi warna maroon. Ibunya mengenakan kebaya warna peach lembut dengan motif sawunggaling.

Kain dengan motif Pisan Bali diberikan pada seseorang yang dikasihi dengan harapan ia bisa kembali dari perjalanan dengan selamat. Namun motif ini juga menyimbolkan doa yang dibaca berulang kali dan harapan mulia.

Kebaya sang ibu dipadukan dengan bawahan kain batik motif Sawunggaling. Motif ciptaan budayawan Jawa Go Tik Swan ini mengandung makna kekuatan dan ketegaran.

Maudy dan sang adik mengenakan bawahan kain batik bermotif Babon Angrem. Babon Angrem sendiri berarti induk ayam yang mengerami telurnya. Biasanya kain batik motif ini dikenakan upacara tujuh bulanan (mitoni).

Motif Babon Angrem mengandung harapan bahwa perempuan yang hamil memiliki rasa sayang dan kesabaran.

Didiet sendiri mengaku tak ada alasan khusus dalam memilih motif batik yang digunakan. Pasalnya, bagi Didiet, makna setiap batik begitu luas.

"Enggak ada [alasan tertentu], sih. Karena memang arti-arti batik itu luas. Jadi, memang maknanya luas. Enggak harus untuk acara tertentu," ujar Didiet pada CNNIndonesia.com, Rabu (9/6).

Diketahui, pada 2019 lalu Maudy diterima di Harvard University dan Stanford University. Setelah bingung harus memilih berkuliah di mana, ia akhirnya memutuskan kuliah di Stanford University.

Awalnya Maudy mengaku mengambil jurusan bisnis. Namun, pada akhirnya pelantun Perahu Kertas itu juga mendaftar untuk jurusan pendidikan melalui program Joint Degree Program.

Untuk diketahui, Joint Degree Program merupakan kombinasi dua program gelar pascasarjana yang bisa diambil mahasiswa secara bersamaan.

Sebelumnya, Maudy telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di salah satu universitas terbaik di Eropa yakni, Oxford University. Di kampus tersebut, Maudy mengambil jurusan Filosofi, Politik, dan Ekonomi dengan titel BA.

Maudy lulus dengan predikat cumlaude dan mendapat gelar Philosophy Politics and Economics (PPE) setelah menempuh pendidikan selama tiga tahun.

Selain dikenal sebagai mahasiswi berprestasi, Maudy Ayunda juga dikenal sebagai salah satu artis multitalenta di Indonesia.

Dalam dunia musik, Maudy sukses menunjukkan bakatnya lewat album perdananya yang bertajuk Panggil Aku (2011) dengan lagu hitsnya berjudul Tiba Tiba Cinta Datang.

Beberapa tahun kemudian, Maudy merils beberapa album lain yakni Moments (2015), dan Oxygen (2018). Tak hanya itu, Maudy juga dipilih oleh Disney untuk menyanyikan soundtrack versi Indonesia untuk film Moana.

Selain di bidang musik, Maudy juga kerap tampil dalam film Untuk Rena (2005), Sang Pemimpi (2009), Perahu Kertas (2012) dan Habibie & Ainun 3 (2019).

Tak hanya di bidang hiburan, Maudy Ayunda juga dikenal sebagai aktivis yang peduli isu tentang pendidikan, pemberdayaan pemuda dan literasi.(mr/cnn)